KACANG LUPA KULIT Antologi Puisi
Rp 65.000
Kau boleh bangga dengan sakura ketimbang raflesia
Kau boleh bangga dengan Gunung Fuji ketimbang Gunung Merapi
Apa karena kau tuntut ilmu sampai ke negeri sakura
Kau berbicara seakan ilmumu tiada tara
Kau berbicara seakan paling tinggi strata sosialnya
Kau berbicara seakan punya kekuasaan megalomania
Siapa yang membuatmu bebas ke negeri sakura tanpa peluru yang bisa saja menembus dada
Masih kau pandang sebelah matakah Indonesia?
Kau boleh bangga dengan Gunung Fuji ketimbang Gunung Merapi
Apa karena kau tuntut ilmu sampai ke negeri sakura
Kau berbicara seakan ilmumu tiada tara
Kau berbicara seakan paling tinggi strata sosialnya
Kau berbicara seakan punya kekuasaan megalomania
Siapa yang membuatmu bebas ke negeri sakura tanpa peluru yang bisa saja menembus dada
Masih kau pandang sebelah matakah Indonesia?
Satu peribahasa lama untuk mengacukan makna atas seseorang yang tiba-tiba berubah menjadi sombong, tidak tahu diri, dan lupa akan asal-usulnya, biasanya berbunyi “bagaikan kacang lupa pada kulitnya”. Bisa jadi begitu pula pengertian salah satu puisi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi ini.
Puisi dimaksud berjudul “Kacang Lupa Kulit”, yang ditulis Egi Pratama, dan memang mengarah pada makna tersebut. Melalui pribahasa yang difungsikan menjadi metafora itu, puisi tersebut mengkritisi, mengingatkan, bahkan mengecam seseorang di hadapannya yang diketahui asal-usulnya sebagai salah seorang warga negara ini tetapi telah bertingkahlaku sangat sombong hingga melupakan bahkan merendahkan tanah airnya, setelah berkunjung ke salah satu negara di luar negeri, yang kemudian begitu sangat dipuji dan disanjung. Mengemuka kegeraman yang amat sangat terhadap seseorang “kau” yang telah berubah drastis dan dikecam, dalam puisi itu.
Judul | : KACANG LUPA KULIT Antologi Puisi |
Penulis | : Egi Pratama, dkk. |
Penerbit | : CV. Panawa Jemboan |
Tahun | : 2018 |
Halaman | : 156 |
ISBN | : 978-602-72466-7-6 |
Versi | : Buku dan Ebook |